Apa kau mendengar monolog sedih ini?
Rentetan kalimat yang menyalahkanmu
Satu nama yang mendatangkan kesakitan saat aku menyebutnya
Kamu, kamu, kamu
Rentetan kalimat yang menyalahkanmu
Satu nama yang mendatangkan kesakitan saat aku menyebutnya
Kamu, kamu, kamu
Terkadang
aku merasakan senyummu dalam benaku
Aku tidak ingin semua ini berlarut terjadi,
Jadi kumohon jangan lupakan aku, aku, aku
Tolong ingat selalu aku, aku, aku
Aku tidak ingin semua ini berlarut terjadi,
Jadi kumohon jangan lupakan aku, aku, aku
Tolong ingat selalu aku, aku, aku
Perpisahan
yang datang sekali,
Tapi mengapa kerinduan datang bertubi – tubi?
Aku tidak akan pernah melupakanmu sedikitpun,
Karena aku mencintaimu
Tapi mengapa kerinduan datang bertubi – tubi?
Aku tidak akan pernah melupakanmu sedikitpun,
Karena aku mencintaimu
Apakah benar
begitu?
Apa kau sekarang benar baik – baik saja?
Kamu, kamu, kamu
Apa kau sekarang benar baik – baik saja?
Kamu, kamu, kamu
Kau meninggalkanku
tanpa meninggalkan janji bersamaku
Tapi, dirimu masih tertinggal lekat dalam diriku
Jadi kumohon jangan lupakan aku, aku, aku
Tolong ingat selalu aku, aku, aku
Tapi, dirimu masih tertinggal lekat dalam diriku
Jadi kumohon jangan lupakan aku, aku, aku
Tolong ingat selalu aku, aku, aku
Perpisahan
yang datang sekali,
Tapi mengapa kerinduan datang bertubi – tubi?
Aku tidak akan pernah melupakanmu sedikitpun,
Aku tidak
meminta untuk mengembalikan cinta yang dulu
Aku hanya berharap kau selalu mengingat cintaku
Aku hanya berharap kau selalu mengingat cintaku
Jadi kumohon
jangan lupakan aku, aku, aku
Cintailah aku, aku, aku
Cintailah aku, aku, aku
Perpisahan yang datang sekali,
Tapi mengapa kerinduan datang bertubi – tubi?
Aku tidak akan pernah melupakanmu sedikitpun,
Aku menintaimu…
Aku mencintaimu…
No comments:
Post a Comment